Minggu, 05 November 2017

IMF ingin Sri Lanka rupee mendevaluasi, Namun, Basil mengatakan bahwa ekonomi negara berkembang!

Berita Ekonomi Asia -- Dana Berita Ekonomi Asia Internasional (IMF) bulan lalu menunda dua angsuran terakhir pinjamannya ke Sri Lanka, menuntut devaluasi rupee.IMF telah menunda cicilannya, masing-masing senilai US $ 400 juta, jatuh tempo pada bulan Juni dan Desember.IMF juga telah memperingatkan pemerintah bahwa krisis cadangan devisa lainnya menjulang jika tidak memperhatikan permintaan "nilai tukar fleksibel." Dana tersebut juga menekan kenaikan harga bahan bakar dan tingginya tingkat suku bunga domestik.IMF juga telah memperingatkan bahwa "cadangan non-borrowed telah terus menurun" karena Bank Sentral telah menjual devisa untuk mempertahankan nilai rupee.

Berita Ekonomi Asia -- Bank Sentral menjual valuta asing senilai $ 416 juta pada bulan Juli dan $ 300 juta pada bulan Agustus untuk mencegah depresiasi rupee.Akumulasi hutang mencapai 4.872 miliar rupee pada akhir Juni 2011, naik 12 persen atau 525 miliar dari tahun sebelumnya.Sementara itu, para ekonom mengatakan bahwa Sri Lanka tidak hanya sangat rentan terhadap badai ekonomi internasional namun juga IMFdan juga akan meningkatkan ketegangan sosial di negara ini.Mereka menunjukkan bahwa pemerintah telah menerapkan langkah-langkah penghematan yang parah seperti menaikkan pajak dan harga pokok-pokok hak, membekukan upah, mengurangi subsidi dan memprivatisasi pendidikan universitas.

Berita Ekonomi Asia -- Sadar bahwa ketidakpuasan rakyat akan semakin dalam dengan serangan lebih lanjut, pemerintah menunggu sampai setelah pemilihan untuk 23 badan pemerintah daerah pada tanggal 8 Oktober untuk meluncurkan 'langkah-langkah penghematan' di babak lain yang mereka tunjukkan.Namun, Menteri Basil Rajapakse mengatakan bahwa pemerintah telah mengarahkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut ke arah yang benar di bawah kepemimpinan Presiden Mahinda Rajapakse yang jauh.Menghadapi upacara pembukaan kompleks perbelanjaan yang baru dibangun di Nugegoda Menteri Basil Rajapakse mengatakan bahwa cadangan devisa negara telah meningkat secara drastis selama tiga tahun terakhir.Tingkat inflasi negara juga dipangkas menjadi 6 persen dari 21 persen.

Berita Ekonomi Asia -- Menteri membuat ucapan inisementara.{jcomments on} Berbagi di Facebook Berbagi Berbagi Berbagi di Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz Berbagi di Pinterest Share Share on LinkedIn Share on Digg Share Kirim email Mail Print Print Pages: 1 2 3 .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menimbang Risiko Inflasi, Resesi, dan Stagflasi dalam Perekonomian A.S.

  Prospek ekonomi makro terus mendominasi agenda eksekutif. Tahun lalu, ketika permintaan melonjak dan rantai pasokan tersendat, banyak peru...