Kamis, 10 Agustus 2017

Pengapian Jaringan Laut Indonesia, 2015

Berita Ekonomi Asia -- Pengalih Daya Jaringan Kelautan Indonesia, 2015 Donor: British Council Newton Fund Institutional Links didukung oleh Marine Geological Institute - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (MGI-ESDM) Jumlah dana: 78.000 GBP Mitra proyek: Robert Gordon University (RGU), Institut Teknologi Tujuan Proyek: Inisiasi jaringan energi laut Indonesia / Inggris untuk menyebarluaskan mekanisme teknologi, sosial dan bisnis yang menjadi tujuannya.Inisiasi jaringan energi laut Indonesia / Inggris untuk menyebarluaskan mekanisme teknologi, sosial dan bisnis Mengakomodasi kendala lingkungan, budaya dan sosial di masyarakat pesisir Keterlibatan dengan masyarakat dan memanfaatkan dukungan dari bisnis internasional untuk masyarakat di luar Jawa Tengah, misalnya Aceh, Papua Barat dan Nusa Tenggara Perluasan jaringan diskrit yang ada di Indonesia dan pengembangan hubungan antara pemerintah provinsi / universitas dan kelompok masyarakat, dan Indonesia / Inggris bKegunaan Ringkasan Proyek: Sebagai negara maritim, pantai Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar, tidak hanya sebagai penghasil berbagai jenis hasil laut namun juga energi yang dapat diubah menjadi listrik dalam skala yang signifikan.Sumber energi terbarukan terdiri dari angin lepas pantai, gelombang laut, pasang naik dan turun, arus laut, gradasi laut, dan gradien salinitas.Sementara perusahaan listrik nasional (PLN) memiliki mandat untuk memasok seluruh masyarakat Indonesia dengan sumber listrik yang andal dan konsisten, namun memiliki tantangan yang signifikan dalam mencapai cakupan 100%, terutama di daerah terpencil, banyak di antaranya adalah komunitas maritim kecil.

Berita Ekonomi Asia -- Banyak dari komunitas terpencil ini memiliki potensi energi laut yang besar yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan lokal mereka akan pasokan listrik, juga untuk budidaya ikan / udang, budaya alga, desalinasi air, pendinginan, dan lain-lain.Meskipun demikian, pemanfaatan kelautan Energi terbarukan di Indonesia masih sangat rendah.Kami telah mengidentifikasi bahwa penghalang yang jelas namun dapat diatasi untuk pengembangan energi di daerah-daerah terpencil ini adalah tersedianya teknologi yang tepat, yang melakukan fungsi yang dibutuhkan, di lokasi yang diinginkan, untuk orang-orang yang membutuhkannya, dengan biaya terjangkau dan dapat dibangun, Dipelihara dan diperbaiki dengan menggunakan kemampuan lokal - sehingga manfaat maksimal bisa tinggal di masyarakat setempat.Fokus utama dari program ini adalah pemanfaatan sumber energi terbarukan laut yang optimal, terutama untuk daerah pesisir terpencil di Indonesia untuk kepentingan masyarakat adat setempat.Untuk melaksanakan program ini, kami telah mengidentifikasi tiga wilayah di Indonesia, dengan potensi sumber daya energi laut dan tertanamnya jaringan pemangku kepentingan di daerah tersebut.

Berita Ekonomi Asia -- Ini termasuk: (1) Aceh mewakili Indonesia Barat, (2) Nusa Tenggara Barat mewakili Indonesia Tengah, dan (3) Papua Barat mewakili Kawasan Timur Indonesia.Dokumentasi: Aceh: Penelitian tindakan dilakukan dalam energi laut, dan enga masyarakatGement di Pulau Weh, Ujung Pancu, dan Lampanan Aceh: Survei Situs Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat: Tim lapangan dan masyarakat setempat melakukan survei dasar laut Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat: Penilaian lokasi terhadap infrastruktur dan kemampuan lokal yang ada Raja Ampat, Papua Barat: Diskusi dengan FFI dan mitra lokal Papua Barat: Penilaian lokasi dan keterlibatan masyarakat di Desa Warimak Papua Barat: Penilaian lokasi dan keterlibatan masyarakat di Desa Waifoi Papua Barat: Penilaian lokasi dan keterlibatan masyarakat di Desa Wawiyai Papua Barat: Penilaian lokasi dan keterlibatan masyarakat di Desa Sawinggrai .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menimbang Risiko Inflasi, Resesi, dan Stagflasi dalam Perekonomian A.S.

  Prospek ekonomi makro terus mendominasi agenda eksekutif. Tahun lalu, ketika permintaan melonjak dan rantai pasokan tersendat, banyak peru...