Minggu, 26 November 2017

Rise and Fall of Debate in Economics

Berita Ekonomi Asia -- Data baru menggambarkan sejauh mana para ekonom telah berhenti membahas pekerjaan masing-masing.Dahulu kala, para ekonom biasanya secara umum mengkritik pekerjaan masing-masing dalam jurnal akademis.Tapi tidak lagi.Pada Gambar 1, saya menggambarkan tingkat di mana para ekonom berhenti berdebat.

Berita Ekonomi Asia -- Data tersebut telah dimusnahkan dari Jstor, database online jurnal akademik.Untuk memperkirakan jumlah artikel yang diperdebatkan setiap tahun, saya mencari artikel dengan "komentar", "balasan", danSebanyak 22 persen artikel yang dimuat di jurnal ini tampaknya terkait dengan perdebatan.Pada 2013, bagaimanapun, hanya 2 persen.Mengapa kenaikan dan penurunan ini terjadi.

Berita Ekonomi Asia -- Kenaikan perdebatan dimulai pada tahun 1930an, mungkin karena para ekonom menderita kepedihan yang sangat terinspirasi Depresi Besar.Keynes paling banyak meningkatkan tingkat debat, sementara kekuatan gagasan Marxis juga harus memainkan peran penting dalam mendorong budaya bantahan.Paul M.Sweezy, ekonom Marxis terkemuka Amerika Utara, misalnya, berkontribusi pada perdebatan di jurnal ini (lihat Sweezy 1950a, 1950b, 1972).

Berita Ekonomi Asia -- Penurunan perdebatan tersebut kemudian muncul terkait dengan munculnya hegemoni 'neoliberal' sejak tahun 1970an dan seterusnya.Keynesianisme layu, sementara kaum Marxis dipaksa kembali ke publikasi ceruk mereka.Perlu dicatat, misalnya, bahwa Robert Pollin, yang mungkin merupakan ekonom Marxis terkemuka di Amerika Utara saat ini, hanya pernah menerbitkan satu artikel enam halaman di salah satujurnal (lihat Pollin 1985).Kenaikan ini kemudian dikaitkan dengan tantangan terhadap ortodoksi liberal lama, sementara kemunduran tersebut disertai dengan pembentukan ortodoksi liberal baru.

Berita Ekonomi Asia -- Itu, setidaknya, akan menjadi sketsa kasar saya tentang apa yang terjadi.Pertanyaannya kemudian menjadi apakah itu penting.Menurut pendapat saya, kurangnya perdebatan tidak akan menjadi masalah jika para ekonom berhasil menjawab semua pertanyaan yang seharusnya mereka tanyakan.Peristiwa terakhir, bagaimanapun, menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak melakukannya.

Berita Ekonomi Asia -- Referensi Pollin, R., 'Stabilitas dan Ketidakstabilan dalam Hubungan Utang-Pendapatan', American Economic Review, 75: 2, 1985, hlm.344-50.Sweezy, P.M., 'The Varga Controversy: Komentar', American Economic Review, 40: 3, 1950a, hlm.405-06.

Berita Ekonomi Asia -- _________., 'Kontroversi Varga: Balasan untuk Profesor Domar', American Economic Review, 40: 5, 1950b, hlm.898-99._________., 'Komentar', Jurnal Ekonomi Triwulanan, 86: 4, 1972, hlm.658-64.

Berita Ekonomi Asia --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menimbang Risiko Inflasi, Resesi, dan Stagflasi dalam Perekonomian A.S.

  Prospek ekonomi makro terus mendominasi agenda eksekutif. Tahun lalu, ketika permintaan melonjak dan rantai pasokan tersendat, banyak peru...